Sudah dua hari ini aku menghabiskan malam di kamar Nam. Untuk sekedar nyicil belajar bahasa Korea atau mengekplorasi menu makan malam. Bahkan undangan Opening Night "China Film Festival in Pusan 2007" di CGV (salah satu bioskop besar di Korea) sore ini kita biarkan begitu saja tergeletak di meja demi eksplorasi malam ini. Nam terlihat sangat ahli mencampur tepung dengan telur, sambil sesekali meneriakkan soal ujian kepadaku.
"Library?"
"Do So Kwan!" Jawabku.
Dia tidak mau kalah, "Office?"
"Sa Mo Sil!"
Begitu seterusnya sampai adonan tepungnya terlihat halus dan aku hanya lupa 2 soal dari 20 soal ujiannya. Ia mulai berimprovisasi. Masalah pertama terjadi saat aku suka manis dan Nam suka pedas. Tanpa kompromi ia memasukan gula dan merica di dalam adonan itu untuk mengakomodir keinginan kami.
Ia mengeluarkan panggangan roti dan memasukan adonan roti begitu saja. Aku mulai bingung, dia memang sedang ngawur atau memang begini cara orang Vietnam membuat roti. Roti sudah matang, akhirnya jadi 16 biji. Bahkan aku pun ragu-ragu memakannya. Kemudian kita mulai menikmatinya satu demi satu. Mmmhh..aku bersyukur..manis, tidak berasa mrica sedikitpun. Dan setiap gigitan, kita selalu tertawa. Jumlah tawa dan jumlah gigitan roti benar-benar berbanding lurus.
"Let's call this..CRAZY CAKE!"
"No..Vietnamese Crazy Cake!!"
"No way..Indonesian Crazy Cake!"
Tidak ada kesepakatan Indonesia atau Vietnam yang crazy. Yang jelas dua orang mahasiswa asing dari jurusan Sinematografi dan Penyutradaraan Dongseo University telah berkolaborasi, dan tidak untuk membuat film. Kita mengawali dengan sebuah roti, Crazy Cake!
No comments:
Post a Comment