24 September 2007

INTERVIEW WITH KIM JONG KWAN

Kim Jong Kwan lahir di Seoul pada tahun 1975, lulus dari Seoul Institute of the Arts. Beberapa film pendeknya menang di festival film di Korea. Filmnya “Monoloque #01” berhasil masuk di sesi tiger competition untuk short film di Festival Film Roterdam 2007. Sekarang dia sedang mempersiapkan film panjang pertamanya, A boy.

Selected Filmografi :
1. Wounded (2002)
2. Tell Her I Love Her (2003)
3. How to Operate a Polaroid Camera (2004)
4. Slowly (2005)
5. Lonely Season (2006)
6. Monoloque #01 (2006)
7. Waiting (2007)

Berikut rangkuman pembicaraan saya dengan Kim Jong Kwan selama di Almaty dan Seoul, tentang dirinya dan film. Dia tidak bisa berbahasa Inggris dan saya tidak bisa berbahasa Korea.

Ifa (I) : Siapa Jong Kwan?
Jong Kwan (JK) : Jong Kwan adalah sutradara. Saya nggak suka disebut sutradara film pendek atau film panjang, film independen atau film dengan perusahaan besar, saya nggak begitu peduli. Karena saya sangat mencintai film, jadi sebut aja bahwa Jong Kwan adalah sutradara. Dua tahun yang lalu saya hanya ingin membuat film pendek dan saya suka sekali menyebut diri saya sutradara film pendek. Tapi setelah itu saya mulai ada keinginan bahwa saya harus membuat film panjang, walaupun saya tetap suka dan akan terus membuat film pendek.

I : Kapan ada keinginan membuat film panjang?
JK : Setetah nonton film “Nobody’s Knows”. Filmnya Kore-eda Hirokazu dari Jepang. Kamu juga harus nonton! (setelah itu Jong Kwan memberi saya DVD film itu, karena dia punya dua)

I : Mmh..Ok..Kamu sutradara yang bagaimana?
JK : Buat saya film adalah kebebasan, saya hanya ingin bebas berkarya. Dan yang terpenting terpenting dalam membuat film adalah Mind Set, cara berpikir kita. Saya nggak terlalu suka dengan teknis. Pada saat akan membuat film, hal yang penting dilakukan oleh sutradara adalah memilih kru. Pilihannya hanya baik dan buruk. Kalo baik kita ambil, yang buruk kita buang. Tapi baik dan buruk itu bukan teknis, tapi Mind Set, cara berpikir kru. Banyak Kru film di korea yang profesional secara jam terbang, tapi amatir secara cara berpikir, saya nggak suka. Dan dalam membuat film saya selalu membebaskan pemain saya, dan saya hanya menangkap emosinya, just catch the emotions! Maka dari itu saya harus percaya kepada pemain saya, dan pemain juga harus percaya pada saya. Begitu juga saya dengan kru. Kalo saya pikir baik, tapi kru (DOP dan Astrada) pikir yang saya lakukan tidak baik, akan saya buang. Saya sangat percaya kru yang saya pilih.

I : Tentang Film kamu?
JK : Beberapa film saya sangat personal. Kamu sudah liat sendiri “How to operate a polaroid camera”, “Lonely season”,”Good Bye”..dan film saya yang lain..beberapa sangat personal. Bahkan saya belum ijinkan kamu melihat film saya yang pertama, walaupun kamu udah memaksa aku sampai 7 kali selama di Almaty ataupun Seoul. Saya baru ijinkan kamu liat film itu setelah kita besok bertemu lagi. “How to operate a polaroid camera” itu cerita tentang frame pertama yang saya ambil, usiaku baru 5 tahun. Di foto itu adalah ayah dan ibuku. “Monologue #01” tentang pacarku dulu, tidak semuanya, hanya sebagian cerita. Saya pikir mood film saya nggak beda sama filmmu. Saya suka dan mengagumi sekali “half teaspoon”. Dari film itu saya merasa sangat mengerti arti film buat kamu, apalagi setelah saya tahu pemainnya adalah orang2 di sekitar kamu, bahkan ayah kamu. Dan kru adalah teman-teman kamu. Aku pikir film memiliki arti yang sama buat aku dan kamu.

I : Mungkin..Project selanjutnya?
JK : Dua tahun yang lalu saya kontrak dengan MK Pictures (sebuah perusahaan besar di korea, yang memproduksi Tae Guk Ki, dll) untuk sebuah film panjang pertama saya “A Boy”, tapi kondisi industry film korea sekarang sedang nggak bagus. Mungkin baru akan di produksi summer 2008, kemaren udah dapet support dari cinemart di Roterdam Festival 2007. Lalu MK minta saya untu membuat “A boy” menjadi low budget, saya nggak mau. Akhirnya saya menulis cerita lagi “memory” dan akan di produksi dengan HD kamera winter tahun ini. Beberapa perubahan harus dilakukan di script saya, saya lakukan karena tidak banyak perubahan dan saya masih ikhlas. Produser ingin mencari uang, saya harus merubah script untuk membuat lebih banyak uang. Saya mau melakukan selama saya masih bebas. Dua tahun yang lalu MK mengkontak saya pertama kali untuk menyutradarai “Ice Bar” (sebuah film di korea yang sudah release tahun lalu). Dan saya bilang nggak mau karena saya nggak suka scriptnya. Jadi saya akan menyelesaikan “Memory” Winter 2007 ini dan selanjutnya “A Boy” di Summer 2007.

2 comments:

Anonymous said...

om ifa,...
kalo om kim jongkwan gak bisa basa inggris, trus om ifa jg blum bisa basa korea, njur kemaren le ngobrol pake basa apa ?

*) tulisan yg bagus, sangat terasa emosi dan semangatnya,...

IFA ISFANSYAH said...

ngobrolnya pake inggris brokeeen banget dam..dicampur sign language..dari situ lah om ifa sama om jong kwan jadi temen deket sekarang..susah ngobrol, tapi "daleeem"..kata om jong kwan..hehe..